Powered By Blogger

Rabu, 01 September 2010

“Bahagia Buah Dari Syukur”

Moderenisasi zaman membuat seseorang lupa akan eksestensi dirinya yang sebenarnya di dunia ini, tidak sedikit dari kalangan kaum Muslimin yang tertipu dengan gemerlap dunia, mereka lebih mengedepankan materi, mengejar kekayaan zahiri dan mempermiskin khazanah kebathinan, sehingga tidak sedikit yang meninggalkan sholat dan puasa dengan alasan sibuk bekerja, tidak membayar zakat dan ibadah haji karena takut miskin bahkan ada yang berkata “ngapain ngeluarin zakat wong kita yang kerja masa orang lain yang ikut menikmatinya”. Mereka menganggap bahwa dengan uanglah mereka bisa hidup dengan bahagia, dan dengan uang pula mereka bisa memenuhi segala keinginan mereka, padahal dibalik semua itu mereka memeliki kewajiban yang suatu saat nanti kewajiban itu akan di tagih oleh yang Maha Adil lagi Bijaksana.

Setiap hari dengan mudahnya kita berjalan diatas bumi Allah tanpa sedikitpun terlintas didalam hati kita untuk mengakui bahwa bumi yang kita pijak sekarang adalah milik-Nya. Setiap hari kita melihat dengan mata, bernapas dengan hidung, bicara dengan lidah, makan dan minum dengan mulut, bekerja dengan tangan, berjalan dengan kaki, berpikir dengan otak namun tak sedikit dari kita yang lupa bahwa semua itu adalah titipan Allah swt. Yang harus ditunaikan segala kewajibannya dan suatu saat nanti satu persatu akan dimintai pertangggung jawaban.

Mensyukuri nikmat yang telah diberikan tidaklah mudah, tak semudah ketika membicarakannya yang hanya butuh beberapa dalil dan penalaran, tetapi mensyukuri nikmat Allah butuh latihan demi latihan, mujahadah dan kesabaran. Kadang kita merasa bahwa diri kita telah mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan padahal sebenarnya masih belum. Tak sedikit dari kita, ketika membaca buku motivasi tentang syukur atau mendengar ceramah yang membahas syukur keinginan jiwa kita menggebu-gebu untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan, namun ketika kita bersinggungan dengan dunia dalam sekejap kita telah lupa. Keingingan yang semula meggebu-gebu runtuh begitu saja, memang begitulah sifat manusia “sesungguhnya manusia itu sangatlah zalim dan bodoh”

Rasya syukur akan melahirkan ikhlas dalam segala perbuatan. Dan dengan ikhlas seseorang akan merasakan kelezatan dalam ibadah dan taqarrub kepada-Nya serta ridho dengan segala ketentuan yang ditetapkan oleh-Nya hingga pada akhirnya ia akan istiqamah dalam syuhud kepada pemilik nikmat dan ketika itulah Allah akan mengangkat dari dalam dirinya rasa takut dan duka cita, maka jadilah ia orang yang paling berbahagia di dunia dan di akhirat. Dunia diganjar dengan ketenangan jiwa dan di akhirat akan mendapatkan sorga-Nya. Subhanallah wabihamdihi subhanallahil ‘adzim.

Madura, 15 Agustus 2010M.
04 Ramadhan 1431H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar